(+62 231) 8301548 isif@isif.ac.id

Oleh: Sukma Hadi Watalam (Dosen ISIF Cirebon)

ISIF Cirebon  — Layar panggung pendidikan Indonesia kembali terbuka dan kali ini, ceritanya benar-benar “box office”. Sebuah drama kehidupan nyata yang tak kalah menegangkan dari sinetron jam tujuh malam: seorang kepala sekolah menampar murid yang tertangkap basah sedang mengisap rokok di lingkungan sekolah. Dan tentu saja, seperti film yang bagus, adegan itu memantik klimaks luar biasa. Bukan pada si perokok, tapi pada orang tuanya!

Ya, mereka tampil bak pahlawan super yang turun dari langit dengan jubah bertuliskan “Hak Anak di Atas Segalanya”. Dengan gagah perkasa, mereka melaporkan kepala sekolah itu ke polisi—karena rupanya, hak anak untuk merokok di area pendidikan jauh lebih sakral daripada hak guru menjaga disiplin.

Kita patut memberi tepuk tangan.
Bukan tepuk tangan kecil, tapi standing ovation!
Betapa mulianya perjuangan orang tua masa kini—yang rela berjihad di kantor polisi demi membela anaknya yang sedang berlatih menjadi calon aktor iklan rokok.

Maka wahai para guru se-Indonesia, tolong catat dan hafalkan baik-baik pelajaran dari kisah ini:

Jika suatu hari kalian melihat murid sedang menyalakan rokok di taman sekolah, jangan tegur!
Senyumlah lembut, tawarkan pemantik Anda, lalu katakan dengan penuh kasih,

“Nak, biar Ibu bantu nyalain rokoknya… sekalian mau direkam buat konten TikTok slow motion biar estetik?”

Karena menegur itu ketinggalan zaman!
Menampar itu barbar!
Sedangkan paru-paru bolong akibat nikotin? Ah, itu urusan masa depan—yang penting hari ini jangan sampai harga diri si anak tergores oleh teguran guru.

Tapi tunggu dulu… plot twist-nya belum berakhir.
Klimaks sesungguhnya datang ketika teman-teman sang perokok menggelar aksi mogok belajar!
Bukan untuk menuntut fasilitas sekolah yang rusak, bukan untuk memperjuangkan nasib guru honorer—melainkan untuk membela kawan yang salah.
Luar biasa! Inilah wujud solidaritas edisi terbaru: solidaritas tanpa logika.

Betapa indah pemandangan ini. Sebuah generasi yang mungkin tak hafal rumus fisika, tapi sangat mahir menyusun orasi membela pelanggaran. Anak-anak yang rela berdiri di bawah terik matahari memegang spanduk bertuliskan “Keadilan untuk Perokok Sekolah!”, tapi malas membuka buku pelajaran saat malam tiba.

Sungguh, ini adalah revolusi moral paling spektakuler abad ini.
Kini, pahlawan bukan lagi yang berintegritas, tapi yang paling nekat menantang aturan.
Sekolah bukan lagi tempat membentuk karakter, tapi arena gladiator untuk menguji seberapa jauh kita bisa melawan otoritas tanpa konsekuensi.

Dan kepada Bapak-Ibu Guru yang masih percaya bahwa tugas Anda adalah mendidik, membentuk karakter, dan menegakkan disiplin — izinkan saya berkata jujur:
Selamat datang di profesi yang sudah berubah wujud!

Sekarang, Anda bukan lagi pendidik, tapi customer service pendidikan, yang harus melayani siswa dengan senyum tiga jari tanpa boleh menyentuh perasaan, apalagi fisik mereka.
Jika ada anak melanggar aturan, jangan marah—cukup isi laporan, print rapi, lalu serahkan ke orang tuanya. Karena, percayalah, mereka jauh lebih jago… mengubah masalah disiplin jadi kasus pidana.

Maka mari, Bapak dan Ibu, kita ikuti arus zaman ini.
Biarkan saja anak emas itu merokok, berbuat sesuka hati, dan merasa paling benar.
Karena di “Republik Anak Emas” ini, guru yang mencoba benar akan selalu tampak salah,
dan pelanggar aturan akan selalu tampil sebagai korban suci yang perlu dibela hingga titik darah penghabisan.[]

3

Situsjitu

Situsjitu

SitusJitu

Situsjitu

Simpatitogel

Simpatitogel

Simpatitogel

Simpatitogel

https://sjsu.seiyunu.edu.ye/

https://ojs.alpa.uy/

https://www.gjeis.com/

hu.edu.ye

odma.od.ua

https://journals.i3l.ac.id/

https://lrc.i3l.ac.id/

https://jpsyh.steizar.ac.id/

https://revistas.peruvianscience.org

https://sdis.inrs.ca/

https://www.efg.inrs.ca/

https://omec.inrs.ca/

https://lsp.inrs.ca/

Slot777

Slot88

Toto 4D

Toto 4D

Slot777

Toto 4D

Toto 4D

Toto 4D

strategi aneh penjual tisu lampu merah ini sering berhasil saat main mahjong ways 2 sebelum subuh di warung kopi kecil pak sutrisno sering bahas strategi mahjong ways 2 dengan langganan mahjong ways 2 bikin petani salak di lereng merapi yakin strategi lama masih ampuh mantan pelatih voli sekolah desa kini punya catatan strategi khusus untuk mahjong ways 2 meski cuma pengrajin sendal jepit rumahan bu karsi punya urutan spesial buka mahjong ways 2 pemuda pengantar gas elpiji keliling sering coba trik baru di mahjong wins saat rtp naik waktu istirahat di lapak tambal ban pak rohim selalu pakai trik lama di mahjong wins penjual keliling es serut di gang sempit curiga rtp mahjong wins berubah berdasarkan cuaca mahjong wins jadi hiburan wajib ibu pembuat tempe rumahan saat trik lamanya masih berfungsi dari belakang gerobak tahu bulat sopirnya sering buka mahjong wins buat uji trik rtp pagi pengantar tangki air keliling di perumnas punya kebiasaan unik saat rtp wild mahjong ways lagi naik katanya gak perlu sakti asal paham trik nya pak murtado selalu menangin mahjong ways di rtp wild rendah rtp wild mahjong ways selalu dibahas serius di warung sambal petir sambil ngopi dan ngetes trik lama bu sumarni sering dibilang main tebak tebakan padahal triknya bisa baca rtp wild mahjong ways lebih cepat tiap kali listrik padam pak samidi selalu aktifkan mahjong wins 3 lewat hp lamanya yang retak bukan sulit paham cuma butuh waktu ibu penjual serabi belajar pola mahjong wins 3 sambil nunggu adonan naik mahjong wins 3 pernah bikin petugas kebersihan gedung kantor dapat uang lebih dari gaji tetap sore di bawah kanopi warung mi instan mahasiswa semester tua seriusin strategi mahjong wins 3 siapa sangka anak tukang cukur keliling punya catatan sendiri buat ngitung polanya mahjong wins 3 setelah koper tua nya terjual di fb marketplace pak rahman dapat ide unik dari mahjong wins 3 di sela antar pesanan nasi bakar sopir ojek online ini sering curi curi spin mahjong ways 2 buat cari scatter siapa sangka penjaga kandang kambing lebih hafal pola scatter mahjong ways 2 daripada anaknya sendiri ibu pembuat rengginang kampung dapat ide pola main mahjong dari obrolan anaknya tiap kali selesai sholat duha bu sutinah selalu coba polanya sendiri di mahjong siapa sangka anak kurir sayur keliling punya catatan pola main mahjong yang rapi di buku sidunya