(+62 231) 8301548 isif@isif.ac.id

Oleh: Alfiyah Salsabila (Mahasiswa ISIF)

ISIF Cirebon — Setiap bulan Rabiul Awal diperingati oleh bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap daerah memiliki cara berbeda utuk memperingatinya. Di Benda Kerep Kelurahan Argasunya Kota Cirebon, tradisi ini dikenal dengan sebutan Muludan. Muludan di Benda Kerep telah menjadi pesta rakyat tahunan yang penuh makna.  Mulai dari do’a-do’a yang dilantunkan, gema sholawat, pedagang kaki lima di sepanjang jalan, hingga berkat atau bingkisan khas Maulid.

Lebih dari sekedar tradisi, muludan di Benda Kerep telah menjadi ruang kebersamaan. Warga dari berbagai kalangan dan wilayah berkumpul, bergotong-royong, dan saling berbagi kebahagiaan. Kemunculan tradisi muludan di Benda Kerep hadir bersamaan dengan pendirian kampung tersebut sekitar 300 tahun yang lalu dan berlangsung sampai saat ini.

Tradisi muludan Benda Kerep tidak seperti muludan di wilayah lain, muludan di Benda Kerep memiliki tahapan yang khas. Pertama, pada malam harinya dilakukan pengumpulan keris pusaka atau pajang jimat seperti yang dilakukuan di Kraton Kasepuhan Cirebon. Pusaka-pusaka yang dimiliki warga dikumpulkan jadi satu lalu didoakan bersama-sama. Kedua, keesokan harinya, marhabaan yang  dilakukan di setiap rumah kiyai dan warga yang ada di Benda Kerep.

Saat saya mengikuti tradisi ini, saya sangat terkejut, karena antusias masyarakat dari berbagai wilayah sangatlah banyak. Bukan hanya warga sekitar, tapi dari luar kota pun datang menghadiri tradisi ini. Saat saya bertanya kepada salah satu warga saya tambah terkejut. Katanya, antusiasme tahun ini termasuk sepi tamunya. Di tahun-tahun sebelumnya, biasanya di sepanjang jalan dipenuhi oleh manusia sampai berdesak-desakan. Tapi, sekarang tidak.

Bukan hanya itu yang membuat saya kagum dan terkejut. Saat berada di depan Masjid Agung Benda Kerep, di sepanjang jalan, halaman masjid dan halaman rumah warga dipenuhi dengan manusia, mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak sampai anak-anak. Orang-orang yang lewat ke situ pun pasti membawa berkat yang ukurannya pastinya tidak kecil. Ada yang berupa ember kecil, ember sedang, ember besar dan cepon besar. Isinya juga bermacam-macam: ada buah-buahan, snack, nasi dan lauknya, bahkan sampai ada yang memberikan satu lusin gelas.

Keunikan lain yang saya temui di kampung ini adalah tidak adanya jembatan, karena tidak diperbolehkan ada kendaraan yang masuk ke kampung. Orang yang masuk juga harus berpakaian yang tertutup dan sopan. Jadi, di kampung ini masih benar-benar kuat sekali tradisinya.

Meski tradisi ini erat dilaksanakan. Tradisi muludan ini sejatinya tidak diwajibkan per-rumah harus melaksanakannya. Tapi karena tradisi ini sudah menjadi kebiasaan, makannya setiap rumah pasti mengadakan. Mau ada uang atau tidak, warga pasti melakukannya. Oleh karena itu, ada warga yang sampai rela menjual tanah atau menggade barang berharganya. Ada juga warga yang iuran dan dikumpulkan di masjid, jadi tidak terlalu berat. Jadi, secara kasat mata tradisi ini seolah-olah memberatkan, tapi kata warga, mereka lebih malu jika tidak melakukannya.

Meski zaman terus berubah, saya berharap tradisi Muludan di Benda Kerep tetap terjaga kelestariannya. Nilai kebersamaan, religiusitas, dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya menjadi warisan yang tidak ternilai. Saya berharap, generasi muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga ikut terlibat aktif, agar tradisi ini tidak lambat laun memudar. Dengan cara itu, muludan akan tetap hidup sebagai identitas dan kebanggaan warga Benda Kerep.

Antusiasme warga, meski harus mengorbankan banyak hal, menunjukkan betapa tradisi ini memiliki makna mendalam. Di tengah modernisasi, muludan hadir sebagai pengingat bahwa akar budaya dan nilai keislaman tetap bisa dijaga bersama. Selama masyarakat mau merawatnya, muludan di Benda Kerep akan terus menjadi cahaya kebersamaan yang tak lekang oleh waktu.[]

272

Situsjitu

Situsjitu

SitusJitu

Situsjitu

Simpatitogel

Simpatitogel

Simpatitogel

Simpatitogel

https://sjsu.seiyunu.edu.ye/

https://ojs.alpa.uy/

https://www.gjeis.com/

hu.edu.ye

odma.od.ua

https://journals.i3l.ac.id/

https://lrc.i3l.ac.id/

https://jpsyh.steizar.ac.id/

https://revistas.peruvianscience.org

https://sdis.inrs.ca/

https://www.efg.inrs.ca/

https://omec.inrs.ca/

https://lsp.inrs.ca/

Slot777

Slot88

Toto 4D

Toto 4D

Slot777

Toto 4D

Toto 4D

Toto 4D

strategi aneh penjual tisu lampu merah ini sering berhasil saat main mahjong ways 2 sebelum subuh di warung kopi kecil pak sutrisno sering bahas strategi mahjong ways 2 dengan langganan mahjong ways 2 bikin petani salak di lereng merapi yakin strategi lama masih ampuh mantan pelatih voli sekolah desa kini punya catatan strategi khusus untuk mahjong ways 2 meski cuma pengrajin sendal jepit rumahan bu karsi punya urutan spesial buka mahjong ways 2 pemuda pengantar gas elpiji keliling sering coba trik baru di mahjong wins saat rtp naik waktu istirahat di lapak tambal ban pak rohim selalu pakai trik lama di mahjong wins penjual keliling es serut di gang sempit curiga rtp mahjong wins berubah berdasarkan cuaca mahjong wins jadi hiburan wajib ibu pembuat tempe rumahan saat trik lamanya masih berfungsi dari belakang gerobak tahu bulat sopirnya sering buka mahjong wins buat uji trik rtp pagi