(+62 231) 8301548 isif@isif.ac.id

ISIF Cirebon — Buku ‘Perempuan Penggerak Perdamaian: Cerita Perempuan Lintas Iman Menjaga Perdamaian di Ciayumajakuning’ secara resmi diluncurkan di Rumah Rengganis, Cirebon, pada Sabtu, 5 Oktober 2024.  Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai elemen, komunitas, dan organisasi lintas iman, termasuk kalangan pondok pesantren dan mahasiswa.

Buku ini merupakan kolaborasi antara mahasiswa dan alumni ISIF, yang mengisahkan enam tokoh perempuan lintas iman yang aktif dalam menjaga perdamaian di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning). Tiga tokoh perempuan yang menyumbangkan cerita mereka dalam buku tersebut, yaitu Juwita Djatikusumah, Cici Situmorang, dan Alifatul Arifiati, turut hadir sebagai pembicara dalam diskusi bedah buku.

Selain itu, kehadiran enam penulis buku juga menambah semarak acara, yang terdiri dari mahasiswa ISIF, Siti Robiah dan Fuji Ainayyah, serta alumni ISIF, Gun Gun Gunawan, Fajar Pahrul Ulum, Fitri Nurajizah, dan Fachrul Misbahuddin.

Ketua Program Beda Setara, Fitri Nurajizah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penulisan buku ini didasari oleh pandangan sosial yang sering mengabaikan peran perempuan dalam menyuarakan perdamaian. “Teman-teman Beda Setara melihat bahwa perempuan selalu dianggap tidak ikut berkontribusi dalam upaya-upaya menjaga perdamaian dan menyuarakan nilai-nilai toleransi,” ujarnya.

Fitri menambahkan bahwa meskipun ada perempuan yang terlibat, peran mereka sering dianggap remeh. “Ternyata ada banyak sekali perempuan yang ikut terlibat bahkan menjadi inisiator untuk menyebarkan atau menjaga perdamaian,” lanjutnya.

Dalam kesempatan ini, Fitri juga menyoroti keunikan cara perempuan dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi. “Ada yang mulai dari rumah ke komunitas, ada yang memang mulai dari kegelisahan, dan ada yang dikarebakan menjadi korban diskriminasi,” katanya.

Fitri berharap, dengan diterbitkannya buku ini, akan muncul lebih banyak karya yang menuliskan tentang peran perempuan dalam gerakan perdamaian, tidak hanya di Ciayumajakuning, tetapi juga di wilayah lain di Indonesia. “Kami berharap buku ini menginspirasi anak-anak muda untuk menuliskan dan menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian,” tutupnya.