(+62 231) 8301548 isif@isif.ac.id

Suluk ISIF dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi

Sejak saya diberi amanah oleh Yayasan Fahmina sebagai Rektor Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) pada tahun 2021, saya mendeklarasikan ISIF sebagai Kampus Transformatif. Tepatnya, kampus transformatif untuk keadilan, kemanusiaan, dan kedamaian semesta.

Tidak hanya itu, saya juga menetapkan visi ISIF untuk menjadi pendidikan tinggi keagamaan unggul dalam riset Islam, gender, dan transformasi sosial pada tahun 2036.

Tekad ini sebetulnya tidak terlalu berlebihan jika menimbang pengalaman Fahmina-institute yang telah bergelut sebelumnya dalam aktivitas intelektualisme, gerakan sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Sejumlah buku hasil kajian dan riset telah diterbitkan. Sejumlah komunitas sosial di berbagai daerah didampingi dan diberdayakan. Sejumlah kebijakan publik diadvokasi. Kerjasama program dilakukan dengan lembaga tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Deklarasi Kampus Transformatif bagi saya mencerminkan ruh pemikiran dan gerakan Fahmina yang selama ditancapkan dalam pengalaman sosial. ISIF –yang didirikan Yayasan Fahmina– harus menjadi titik berangkat dan restorasi akademik dari cita peradaban Yayasan Fahmina. Yakni, peradaban umat manusia yang adil dan bermartabat berbasis tradisi kritis Pesantren. Sarjana ISIF yang dihasilkan harus menjadi bengkel peradabannya.

Tulisan berikut hendak mengelaborasi gagasan dan implementasi Kampus Transformatif yang telah saya canangkan. Tentu saja, tulisan ini baru sebatas pokok-pokok pikiran utama yang masih membutuhkan elaborasi yang lebih operasional dan aplikatif.

Makna Kampus Transformatif

Secara leksikal, menurut KBBI, transformasi berarti perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya). Transformasi juga mengandung arti perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya.

Dengan demikian, Kampus Transformatif bermakna kampus yang berorientasi pada perubahan, baik perubahan mindset, sikap, dan perilaku civitas akademika, maupun perubahan masyarakat yang menjadi muara dari kehidupan kampus.

Secara tegas, kampus transformatif yang dimaksud adalah kampus yang membawa visi dan misi perubahan sistemik struktural relasional dalam kehidupan masyarakat untuk terwujudnya keadilan, kemanusiaan, dan kedamaian bagi semesta.

Mandat Sejarah

Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) adalah perguruan tinggi keagamaan Islam yang didirikan oleh Fahmina pada 1 September 2007 atas permintaan masyarakat yang disampaikan pada resepsi ulang tahun Fahmina-institute ketujuh pada tahun 2007 di Cirebon.

Fahmina adalah NGO (organisasi non-pemerintah) yang didirikan pada November 2000 di Cirebon yang bertujuan mewujudkan peradaban manusia yang bermartabat dan berkeadilan berbasis kesadaran kritis tradisi pesantren.

ISIF didirikan untuk menopang cita sosial perjuangan Fahmina, dengan cara: pertama, menghasilkan sarjana Islam yang berintegritas, humanis, adil, dan transformatif, yang disingkat Sarjana Islam BERHATI. Yakni, sarjana Islam yang berperspektif kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, kebinekaan, dan kearifan lokal dalam pengetahuan holistik keislaman yang transformatif.

Paradigma Koneksi Sinergis

Sebagai implementasi dari pilihan kampus transformatif, ISIF tidak memisahkan antara pendididikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat. Tri dharma ini adalah mata rantai yang saling terhubung dan berkait. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk riset dan pengabdian kepada masyarakat. Riset dilaksanakan untuk kebutuhan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari riset dan pendidikan, dan untuk menginspirasi pengembangan pendidikan dan riset.

Transformasi dalam Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat

Dengan demikian, menjalin hubungan yang intensif mutualistik dengan masyarakat dan/atau suatu komunitas sosial sebagai kawasan studi bersama (co-learning area) adalah keniscayaan bagi ISIF.

ISIF harus belajar dari masyarakat dan masyarakat pun belajar dari ISIF. ISIF dan masyarakat saling belajar untuk membangun ilmu pengetahuan masyarakat (people knowledge building).

Semua keilmuan ISIF, arah riset dan pembelajarannya harus dikaitkan dengan realitas lokal (lokalogi, ilmu lokal) di mana masyarakat berada.

Dosen dan mahasiswa hidup bersama, belajar bersama, meneliti bersama, menganalisis bersama, dan mengubah bersama (partisipatoris) praktik keseharian masyarakat, baik melalui riset maupun pengabdian kepada masyarakat.

Riset dan pengabdian kepada masyarakat ISIF berada dalam kehidupan masyarakat. Civitas akademika harus hidup bersama masyarakat untuk berproses mengenali, memahami, mengerti, menganalisis, hingga mengubah kehidupannya secara bersama-sama.

Dosen dan mahasiswa belajar bersama masyarakat. Untuk kebutuhan ini, ISIF harus memiliki sujumlah desa sebagai kawasan studi dan perubahan sosial.

Tranformasi dalam Pendidikan

Implementasi transformasi dalam pendidikan adalah mendialogkan teks-teks keagamaan dan realitas sosial secara simultan. Ada tiga jenis riset yang harus dilakukan oleh mahasiswa dan dosen ISIF dalam setiap pembelajaran.

Pertama, riset ensiklopedis. Dosen mengidentifikasi sejumlah keywords sebagai titik masuk ke mendalami substansi pembelajaran yang digeluti, lalu mahasiswa meriset semua keywords tersebut dengan studi ensikopedis. Yakni, mencari, menemukan, dan mempelajari akar istilah: apa, mengapa, bagaimana, kapan, di mana, siapa, sejarahnya, pendapat para ahli, perbedaannya dengan kata sejenis, melalui buku-buku ensiklopedis yang tersedia. Setelah itu, mahasiswa diminta untuk mempresentasikan hasil riset ensiklopedis ini di kelas.

Kedua, riset bibliografis. Mahasiswa diminta meriset buku-buku yang relevan dengan bahan pembelajaran, terutama buku induk (babon). Minimal 3 buku induk harus diriset dan dibaca hingga tuntas, dipahami, dan dianalisis. Lalu, hasil riset ini dipresentasikan di kelas di hadapan teman sejawat.

Ketiga, riset sosial. Hasil riset ensiklopedis dan bibliografis didialogkan dengan realitas sosial terkait dengan isu yang didalami. Mahasiswa diminta melakukan riset sosial lapangan terkait temuan-temuan dari riset ensiklopedis dan bibliografis. Riset lapangan ini sebisa mungkin menggunakan pendekatan partisipatoris.

Kapasitas Dosen dan Mahasiswa yang Dibutuhkan

Dengan demikian, di antara kapasitas dosen dan mahasiswa ISIF yang harus dimiliki adalah menguasai metodologi participatory action research (PAR), analisis sosial, pengorganisasian masyarakat, sosiologi pedesaan, antropologi sosial, dan advokasi, serta terjun langsung ke masyarakat desa yang menjadi kawasan studi. ISIF memastikan dosen dan mahasiswa memiliki kapabilitas ini.

Dengan cara ini, dalam waktu minimal lima tahun secara konsisten dan simultan, ISIF akan tampak mewujud menjadi kampus transformatif sebagaimana dicita-citakan.**

PBAK ISIF Cirebon 2024 Angkat Tema Transformasi Nilai-Nilai Kebudayaan

ISIF Cirebon – Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon menggelar Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) untuk mahasiswa baru dengan tema “Merajut Keadilan dan Kesetaraan dengan Transformasi Nilai-nilai Kebudayaan” di Auditorium Aula Affandi Mochtar hari ini, Sabtu 21 September 2024 .

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) ISIF Cirebon merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa baru. Hal ini berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2939 Tahun 2024 tentang Pedoman Umum Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 21-23 September 2024 ini diikuti oleh puluhan mahasiswa baru dari empat Program Studi (Prodi), yaitu Prodi Ahwal As-Syakhsyiyah (AS), Pendidikan Agama Islam (PAI), Ilmu Al – Qur’an Tafsir (IAT), dan Ekonomi Syariah (ES).

Acara pembukaan dihadiri langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan, Safrotulloh, M.Pd.

Dalam sambutannya, Safrotulloh menyambut hangat mahasiswa baru dan menyampaikan bahwa PBAK merupakan kesempatan penting untuk memahami lebih lanjut tentang budaya akademik ISIF.

“PBAK adalah gerbang bagi mahasiswa baru untuk mengenal suasana kampus, terutama terkait nilai-nilai dan budaya ke-ISIF-an,” tuturnya.

Ia juga menekankan perbedaan PBAK tahun ini, yang diwarnai dengan keberagaman mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

“Kampus ISIF terbuka bagi siapa pun, dari mana pun. Tahun ini, mahasiswa baru datang dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk Kalimantan, Sumatera, Aceh, dan Riau,” jelasnya.

Lebih lanjut Safrotulloh menjelaskan tentang orientasi pendidikan di ISIF, yakni untuk memberikan perubahan signifikan bagi masyarakat.

“Tujuan dari pendidikan ISIF adalah mengubah kondisi masyarakat dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari minadzulumaati ilannur ,” tambahnya.

Selain itu, di tengah dinamika sosial yang terus berkembang dan tuntutan akan pendidikan yang lebih inklusif, ISIF Cirebon berkomitmen membangun reputasi sebagai institusi yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

“Kampus ISIF termasuk kampus yang sudah familiar di kalangan akademis sebagai kampus yang berperspektif keadilan, kemanusisaan, dan keadilan gender,” tambahnya.

Safrotulloh berharap kepada para peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan baik dan jangan ragu untuk saling berkenalan dengan satu sama lain.

“Jadikan momen PBAK ini sebagai momen untuk taaruf satu sama lain sehingga dapat menumbuhkan benih-benih persaudaraan,” pesannya.

Sementara itu, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) ISIF, Siti Robiah, menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran tentang budaya yang dimiliki oleh mahasiswa.

“Tema ini dipilih sebagai bentuk usaha untuk membangkitkan kesadaran tentang budaya yang kita miliki,” ungkapnya.

Selain itu ia menekankan pentingnya membangun budaya akademik mahasiswa sehingga mampu menyuarakan pendapat dengan lebih kritis.
“Mahasiswa sudah seharusnya berpikir kritis, rasional dan punya kebebasan penuh, sebagai garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi untuk mewujudkan keadilan,” tutupnya**

Pengumuman Penerimaan Mahasiswa Baru ISIF Cirebon

ISIF Cirebon – Berdasarkan hasil seleksi tes tertulis dan wawancara yang telah diselenggarakan pada Sabtu (14/09/2024), kami dengan bangga mengucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa yang telah diterima di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon Tahun Akademik 2024/2025.

Adapun nama-nama  mahasiswa baru yang diterima telah dilampirkan dalam berkas PDF yang dapat diunduh pada tautan berikut ini:

SK PENETAPAN MAHASISWA BARU ISIF 2024-2025

Selanjutnya, kami mengundang seluruh mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri untuk hadir dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2024/2025 yang akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal: Sabtu-Minggu, 21-22 September 2024
Tempat: Aula Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Acara ini merupakan kesempatan penting bagi Anda untuk mengenal lingkungan kampus, bertemu dengan para dosen, serta berinteraksi dengan teman-teman baru.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami di nomor telepon
– Majasem, Kota Cirebon : Sofi Fauziah, S.E (0853 5315 4862)
– Arjawinangun, Kab. Cirebon : Syafa’atul Kubro, S.E (0877 2872 8822)
– Sindangjawa, Kab. Cirebon : Deni Ahmad, M.Pd.I (0822 6282 2175)
– Susukan, Kab. Cirebon : Ainur Rofiq, MA (0823 6636 0000)

Atau bisa menghubungi Kami melalui email isif@isif.ac.id.

Sekali lagi, selamat kepada seluruh mahasiswa baru! Kami berharap Anda sukses dalam menempuh pendidikan di ISIF Cirebon.

Studi Lapangan: Tradisi ISIF untuk Penguatan Mahasiswa dalam Riset Aksi

Masih hangat dalam ingatan, pada hari Senin 20 Februari 2017 di Gedung Negara BKPP Wilayah III Jawa Barat kemarin,  ISIF Cirebon telah sukses mewisuda 34 lulusannya yang secara mental (perspektif) dianggap siap menjadi transformer social di lingkungan masyarakatnya masing-masing.

ISIF yang berbasis Pesantren membangun perspektif bagi seluruh civitas akademikanya. Oleh karena itu, perspektif ISIF diyakini sebagai ruh akademik yang tidak semua mahasiswa di kampus lain memilikinya. Sebagaimana cita-cita ISIF yang tertuang dalam visi misinya, Terdepan dalam Riset dan Transformasi Sosial.

Tidak hanya itu, grand curriculum ISIF pun dirancang untuk meniupkan ruh ISIF sejak dini, yakni sejak semester 1 mahasiswa ISIF diterjunkan langsung ke lapangan untuk melek realitas.

Pada angkatan 2016/2017 misalnya, melalui program khusus mengisi waktu liburan semester 1, yakni Studi Lapangan. Mereka diterjunkan ke wilayah Cirebon Utara, Desa Mertasinga dan Desa Astana. Tanpa berbekal teori (grounded research), di lapangan mereka tanpa pengawalan dari dosen pendamping sama sekali. Dosen pendamping hanya mengantarkan ke Kepala Desa, selanjutnya mahasiswa menyebar tanpa tema apapun.

Alhasil, saat presentasi hasil studi lapangannya, para dosen dan tamu undangan terbelalak oleh karena data yang dihasilkan sangat valid dan semua dokumentasi sesuai dengan aturan riset, baik wawancara maupun gambar tidak bergerak dan bergerak. Seluruhnya disajikan melalui pro-show.

Angkatan sebelumnya, 2015/2016, pun demikian, saat masa Orientasi Kampus (OSPEK), dengan pola yang sama (grounded research), mereka disebar di berbagai titik, seperti Buntet Pesantren Cirebon, Pasar Kramatmulya Kuningan, dan Gunung Jati Cirebon. Hasilnya menjadi rujukan Praktik Islamologi Terapan (PIT) bagi mahasiswa semester atas (semester 6 atau 7). Bahkan, tidak jarang tema skripsi diinspirasi dari hasil studi lapangan tersebut.

Pengalaman penulis saat mendampingi mahasiswa yang sedang PIT di 4 Kecamatan Kab. Kuningan Jawa Barat, mendapat apresiasi sebagai kampus yang tidak eksploitatif terhadap data desa dan kontribusinya sangat nyata, yakni memberikan peta 3 dimensi sebagai acuan dalam pembuatan Sistem Informasi Desa.

Selain itu juga pengalaman penulis saat menduduki Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru tahun 2016/2017 yang lalu, orang tua/wali mahasiswa selalu saja menitipkan anaknya agar bermanfaat untuk masyarakat sekitar, tidak perlu pintar yang berlebih. Apa gunanya pintar, jika tidak bermanfaat bagi sekitar, ujarnya.

Semoga tahun ini, ISIF dikenal bukan karena kecakapan setumpuk teori belaka, tetapi kemanfaatan ilmu yang ditimba dari ISIF mampu menyirami kekeringan dunia akademik dari ruh kemanusiaan, kesetaraan dan keadilan dan mampu menjawab keresahan masyarakat yang saat ini dibombardir isu agama secara santun dan solutif